Sebutan Istri Dpr

- Persaudaraan Istri Anggota (PIA) DPR RI kompak memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) DPR RI ke-73. Ada berbagai rangkaian kegiatan menarik dilakukan baik yang bersifat sosial,

penampilan seni musik maupun bazar.

HUT DPR RI yang mengambil tema “Bersatulah Indonesiaku” diawali dengan bakti sosial korban gempa bumi di Lombok, Selasa 4 September 2018. PIA DPR RI menyambangi dan memberikan bantuan berupa tenda, matras, selimut dan aneka macam kebutuhan pokok seperti minyak, telur, serta susu kepada korban gempa.

Ketiga daerah gempa yang dikunjungi adalah Desa Karang Montong Lauk, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Timur. Selanjutnya Dusun Karang Langu, Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara dan Desa Tegal Maja, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.

“Kami memilih menyambangi tiga desa tersebut karena berdasarkan hasil survei ketiga desa ini termasuk daerah yang masih sangat kurang bantuannya dari pemerintah daerah sehingga harus segera dibantu,” kata Wakil Ketua PIA DPR RI, Grace Fadli Zon di Jakarta, Jumat (14/9/2018).

Grace yang juga ketua rombongan PIA DPR berkunjung ke Lombok ditemani Lina Tampubolon dari Hanura, Latifah Zazuli dan Latifah Somad dari PKS, Vanty Doni Maryadi dari PDIP, dan Lia Haryo dari Gerindra.

Selain ke Lombok, PIA DPR juga menggelar donor darah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI). Bertempat di Gedung Kaca Nusantara 1, acara ini disambut antusias oleh seluruh anggota PIA dan pegawai di lingkungan DPR RI. Hal ini terbukti dengan banyaknya donatur yang mendonorkan darah mereka.

“Alhamdulillah, donor darah kali ini diikuti oleh sejumlah donatur yang terdiri dari anggota PIA dan para pegawai di lingkungan DPR RI. Harapan kami acara seperti ini bisa meningkatkan solidaritas dan kepekaan sosial bagi seluruh anggota PIA dan para pegawai di lingkungan DPR RI," kata Ketua PIA, Lenny Bambang Soesatyo saat menghadiri acara donor darah.

Ucapan terima kasih juga disampaikan Ketua Panitia HUT DPR RI, Ike Soelitio. "Kami ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh donatur yang telah mendonorkan darahnya. Insya Allah ini akan sangat membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan," katanya.

Rangkaian HUT DPR RI akan ditutup Sabtu, 15 September 2018 dan itu merupakan acara puncak. Acara terdiri dari aneka lomba,

bazar, dan seni musik.

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Selasa, 1 Oktober 2024, anggota DPR dan DPD serta MPR periode 2024-2029 dilantik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat. Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan jumlah anggota dewan yang lolos melangkah ke Senayan. Berdasarkan data KPU, anggota DPR terpilih yang dilantik sebanyak 580 orang dan anggota DPD terpilih sebanyak 152 orang. Dengan demikian, jumlah total anggota dewan yang dilantik sekaligus menjadi anggota MPR berjumlah 732

Ketua DPR, Puan Maharani, menyampaikan pelantikan anggota dewan dijadwalkan pagi hari. “Insyaallah besok (1 Oktober 2024) pelantikan anggota baru akan dilaksanakan pagi. Kami laksanakan itu dulu dengan sebaik-baiknya,” ujar Puan, pada Senin, 30 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari ratusan yang dilantik, terdapat beberapa anggota dewan memiliki hubungan sebagai suami-istri. Berikut adalah anggota dewan yang memiliki hubungan suami-istri, yaitu:

Ahmad Dhani-Mulan Jameela

Ahmad Dhani dan sang istri, Mulan Jameela, turut dilantik sebagai anggota DPR. Ahmad Dhani, yang mencalonkan diri dari Partai Gerindra untuk daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur I, berhasil meraih 134.227 suara. Sementara itu, Mulan Jameela juga berasal dari Partai Gerindra berhasil lolos dari Dapil Jawa Barat XI dengan perolehan 83.526 suara.

Uya Kuya berhasil lolos menjadi anggota DPR dari Dapil DKI Jakarta II yang diusung oleh PAN dengan perolehan suara 46.326. Di sisi lain, Astrid tidak ikut melenggang ke Senayan, tetapi ia lebih dahulu dilantik sebagai anggota DPRD DKI Jakarta dari PAN. Meskipun berada di lembaga legislatif berbeda, tetapi Uya Kuya dan Astrid memiliki tanggung jawab sama sebagai wakil rakyat.

Rusdi Masse Mappasessu-Fatmawati Rusdi

Fatmawati Rusdi berhasil maju ke Senayan setelah terpilih mewakili Dapil Sulawesi Selatan I. Sebelumnya, sang suami, Rusdi Masse, lebih dahulu menjadi anggota DPR. Bahkan, Rusdi kembali terpilih menjadi anggota DPR dari Dapil Sulawesi Selatan III. Pasangan suami-istri ini sama-sama diusung oleh partai NasDem.

Victor Laiskodat-Julie S. Laiskodat

Julie menyusul sang suami, Victor Laiskodat yang lebih dahulu menjadi anggota DPR menggantikan Ratu Ngadu Wulla pada 2023. Victor merupakan mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT). Lalu, pada Pileg 2024, Victor terpilih sebagai anggota DPR dari Dapil NTT II. Sementara itu, Julie mewakili rakyat dari Dapil NTT I. Pasangan ini diusung oleh Partai NasDem.

Sugiono Firnando Ganinduto-Marlyn Maisarah

Marlyn terpilih mewakili Dapil Jabar V, sedangkan suaminya, Sugiono, juga terpilih kembali mewakili Dapil Jateng I. Pasangan suami istri ini sama-sama diusung oleh Partai Gerindra. Selain anggota DPR petahana, di Partai Gerindra, Sugiono juga menjabat sebagai Ketua Harian.

Ahmad Muzani-Himmatul Alliya

Himmatul Alliya terpilih sebagai anggota DPR mewakili Dapil Jakarta II yang sama dengan sang suami, Ahmad Muzani, diusung dari Partai Gerindra. Muzani juga dinyatakan terpilih kembali menjadi anggota dewan dari Dapil Lampung I. Selain itu, Muzani adalah Sekjen Gerindra dua periode yang disebut akan memimpin MPR 2024-2029.

RACHEL FARAHDIBA R  | ANNISA FEBIOLA | ADINDA JASMINE PRASETYO | ADINDA JASMINE PRASETYO | NANDITO PUTRA

- Anggota DPR dari Fraksi NasDem, Achmad Fadil Muzakki Syah (Lora Fadil), membawa turut serta tiga istrinya saat pelantikan. Fadil mengatakan memang kerap mengajak ketiga istrinya dalam satu aktivitas bersama-sama.

, Rabu (2/10/2019), ia tak segan membagi cerita soal pernikahan dengan ketiga istrinya itu. Fadil mengatakan ketiga istrinya saling mengetahui satu sama lain dan rukun.

"Ya memang ketiga istri tidak ada masalah, akur-akur saja. Saya sudah punya 3 istri sejak 8 tahun yang lalu," kata Fadil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun menegaskan pernikahan dengan tiga istrinya sah secara hukum. Fadil ogah menikah sembunyi-sembunyi atau menikah siri. Fadil berharap pernikahannya dengan tiga istri bisa menjadi contoh bagi mereka yang juga mau berpoligami.

"Kami selalu terbuka. Jadi kalau datang satu, ya datang semua.

. Saya menikah tidak sembunyi-sembunyi, saya menikah secara legal, sesuai hukum dan negara ketiga-tiganya. Sah semua, resmi," tuturnya.

"Beda dengan yang lain mungkin sembunyi-sembunyi. Saya kan ingin memberikan contoh bahwa nikah banyak itu bisa harmonis dan rukun. Jadi kalau bisa rukun dan bertanggung jawab, ya

sembunyi-sembunyi," lanjut Fadil.

Dalam tatanan budaya di mana pun di dunia ini, sebutan atau gelar bagi mereka yang mempunyai kedudukan atau jabatan yang lebih tinggi adalah hal yang wajar. Pada masa lalu, pada masyarakat Jawa gelar seperti Raden, Raden Ajeng, Raden Mas, atau yang paling sederhana yakni ‘ndoro’ yang sebenarnya sebutan singkat dari kata ‘bendoro’ yang artinya orang kaya ( juragan ) atau orang yang mempunyai jabatan di sekitar kraton masih sering didengar.

Seiring perkembangan jaman dimana kedudukan dan persamaan hak adalah sejajar maka sebutan tersebut mulai ditinggalkan. Memang sebutan bagi mereka yang hidup di lingkungan keraton masih ada dan tak mungkin ditinggalkan. Sebutan atau panggilan dengan Kanjeng Ratu atau Kanjeng Romo adalah sesuatu yang biasa. Ini bukan hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia, seperti di Britania Raya, Monaco, Jepang, Malaysia, dan Bruney serta beberapa negara Afrika.

Di negeri kita, pada masa Soekarno sebutan bagi Beliau selaku presiden adalah Paduka Yang Mulia atau Yang Mulia dan Paduka Tuan. Sebutan ini diberikan masyarakat sebagai penghargaan atas jasa Soekarno yang berhasil memproklamirkan kemerdekaan negeri kita. Tentu saja sebutan ini bukan hanya atas dasar jasa Soekarno saja, tetapi juga pengaruh akan budaya Jawa dan Nusantara di mana pemimpin tertinggi selalu dijunjung dengan sebutan kehormatan.Jatuhnya Soekarno dari pucuk kepemimpinan dicermati Soeharto dan para tokoh yang memandang bahwa sebutan Paduka Yang Mulia, Paduka Tuan, atau Yang Mulia adalah penghormatan atas kultus individu yang ada dalam masyarakat keraton atau sistem monarki dan bukan republik yang mengakui kesetaraan hak dalam masyarakat. Maka sebutan Paduka Yang Mulia atau Yang Mulia dan Paduka Tuan harus dihapus.

Keputusan ini bukanlah sebuah keputusan biasa yang dikeluarkan oleh pemerintah tetapi lewat sebuah ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR, yakni Tap MPRS No XXXI/MPRS/1966 tentang Penggantian Sebutan Paduka Yang Mulia, Yang Mulia, Paduka Tuan dengan sebutan Bapak atau Saudara/Saudari.

Apakah keputusan ini murni untuk menghidari atau menjauhkan masyarakat atas kultus individu yang sudah bukan jamannya lagi di era modern. Ataukah ada tujuan lain yakni, menenggelamkan secara perlahan nama Soekarno yang dianggap mendukung PKI.

Ketetapan MPRS adalah sebuah kebijakan resmi sebuah lembaga negara, namun pengkultusan individu dalam kehidupan masyarakat sulit dihapuskan. Bahkan Soeharto sebagai pemimpin Orde Baru yang berkuasa setelah ketetapan tersebut juga menerima malah mendapat gelar sebagai Bapak Pembangunan dari MPR dengan Ketetapan MPR No V/ 1983.

Kini, di tengah badai isu pencatutan nama Presiden oleh Setyo Novanto selaku Ketua DPR gonjang-ganjing ‘sebutan Yang Mulia’ pada anggota yang terhormat menyeruak kembali. Apakah ini sebuah ‘guyonan pari kena’ yang dalam budaya Jawa dikenal sebagai sindiran tanpa menyakiti yang disindir atau justru memang untuk menghormati agar para anggota MKD mengambil keputusan yang tepat atas masalah tersebut.Semoga saja Yang Mulia dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Humaniora Selengkapnya

Sebelumnya, Persaudaraan Istri Anggota atau PIA DPR RI pada Kamis 18 Agustus 2022 lalu telah melakukan ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia atau HUT ke-77 RI.

Yang perlu diketahui, ada dua hari bersejarah tercipta di bulan Agustus. Selain HUT RI pada 17 Agustus, ada pula Hari Lahir DPR RI yang jatuh pada 29 Agustus.

Oleh karena itu, PIA DPR RI pun tak hanya ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, kini juga melakukan kegiatan sosial yang berbentuk donor darah.

"Kegiatan donor darah ini kami gelar sebagai bagian dari rangkaian agenda PIA DPR RI di bulan Agustus ini. Setelah peringatan HUT RI dengan tabur bunga dan ziarah ke TMP Kalibata kemarin. Kali ini, kegiatan donor darah dalam rangka memperingati HUT DPR RI ke-77 tahun yang jatuh pada tanggal 29 Agustus mendatang," ujar Ketua Umum PIA DPR RI Tri Hatmanti Utut Adianto, di Senayan, Jakarta melalui keterangan tertulis, Rabu 24 Agustus 2022.

Tri menjelaskan, tujuan dari donor darah ini adalah sebagai bentuk kepedulian PIA DPR RI terhadap sesama. Mengingat, kata dia, saat ini tidak sedikit orang yang membutuhkan darah, sementara ketersediaan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) sangat terbatas.

"Oleh karena itu, dalam acara donor darah ini, PIA DPR RI juga bekerjasama dengan PMI Pusat," jelas Tri.

Ditambahkan Ayu Marwan Cik Asan, selaku ketua Panitia Donor Darah PIA DPR RI, donor darah selain bertujuan untuk membantu sesama, sejatinya juga bermanfaat untuk pendonor itu sendiri.

"Karena dengan donor darah secara rutin dapat merangsang pembentukan sel darah merah yang baru, sehingga membuat tubuh lebih sehat," ucap Ayu.

TEMPO.CO, Jakarta - Foto anggota DPR RI dari NasDem, Lora Fadil, viral di media sosial karena membawa tiga istrinya saat pelantikan anggota DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan pada Selasa, 1 Oktober 2019.

Fadil menyebut, dirinya memang sengaja membawa tiga istri sahnya itu saat pelantikan agar disorot media.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya menunjukkan contoh yang baik selaku lelaki bertanggungjawab. Ngapain nikah siri, selingkuh diam-diam, kalau mau nikah yang sah saja. Kita hormati hak-hak perempuan," ujar anggota DPR tiga periode ini saat dihubungi wartawan pada Rabu, 2 Oktober 2019.

Fadil menyebut, sudah 22 tahun berumah tangga dan sudah 8 tahun hidup dengan tiga istri. "Waktu pelantikan periode pertama 2009, masih bawa dua istri. Tahun 2013 saya sudah bawa tiga istri," ujar Fadil.

Fadil mengaku tak masalah jika keluarganya disorot media, malah dia memang sengaja agar kehidupan pribadinya dengan tiga istri dimuat media.

"Niat saya memang memberikan contoh tidak perlu siri ataupun selingkuh. Buktinya, saya bisa menikahi sah ketiga- tiganya," ujar dia.